View RELIGION MISC at Universitas Terbuka. KEBUTUHAN MANUSIA TERHADAP AGAMA MAKALAH Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah MSI Dosen Pembimbing : sistembudaya yang sarat dengan doktrin dan nilai-nilai senantiasa menjadi kebutuhan kolektif manusia terutama pada saat menghadapi situasi yang meruntuhkan sendi-sendi penopang kehidupan manusia. Oleh karena itu, kesadaran teologis yang membudaya merupakan kajian antropologi agama yang menjadi sub kajian antropologi budaya. Keberadaandan latar belakang diciptakannya manusia dan hal- hal l | e-Buku | 1997 telah menjadi situs yang menjadi salah satu sumber informasi kekristenan bagi masyarakat Kristen Indonesia di dunia internet. DOKTRIN MANUSIA Judul buku : Teologi Sistematika Volume 2: Doktrin Manusia Judul asli : -- Penulis/Penyusun: Louis MakalahKebutuhan Manusia Terhadap Agama. Type: jpg; Dimension: 1024 x 768; Source: id.scribd.com; Save Images Detail image for Makalah Kebutuhan Manusia Terhadap Agama. You can save this image to your PC or other Gadget for free. Islamseperti pernah dikemukakan Cak Nur dan sejumlah pemikir lain-adalah "nilai generis" yang bisa ada di Kristen, Hindu, Buddha, Konghucu, Yahudi, Taoisme, agama dan kepercayaan lokal, dan sebagainya. Bisa jadi, kebenaran "Islam" bisa ada dalam filsafat Marxisme. Saya tidak lagi memandang bentuk, tetapi isi. hQjxM4. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Agama sangatlah penting dalam kehidupan manusia. Demikian pentingnya agama dalam kehidupan manusia, sehingga diakui atau tidak, sesungguhnya manusia sangatlah membutuhkan agama. Dan sangat lah dibutuhkannya agama oleh manusia, tidak saja dimasa primitif dulu sewaktu ilmu pengetahuan belum berkembang, tetapi juga di zaman modern sekarang sewaktu ilmu dan teknologi telah sedemikian lah yang telah membimbing kita kepada moral, prilaku dan cara hidup yang diridhai oleh Allah. Allah telah menjelaskan dalam Al-Qur'an bahwa orang yang patuh kepada agama akan berada di jalan yang benar, sedangkan Al-Qur'an memandang manusia sebagaimana fitrahnya yang suci dan mulia, bukan sebagai manusia yang kotor dan penuh itu, kualitas, hakikat, fitrah, kesejatian manusia adalah baik, benar, dan indah. Tidak ada mahluk di dunia ini yang memiliki kualitas dan kesejatian semulia itu, kewajiban untuk memahami, dan mengamalkan agama secara benar adalah tuntutan bagi setiap manusia. Baca juga 4 Fungsi Agama bagi Kehidupan Bermasyarakat Khususnya Islam, islam menganjurkan manusia yang memeluk agama islam itu secara menyeluruh tidak setengah-setengah, sehingga dengan kondisi seperti itulah rasa keyakinan kita terhadap agama yang kita anut perlu dimaksimalkan dengan mencari tau sungguh-sungguh, artinya didalam agama islam ada pondasi yang sangat mendasar yaitu pemahaman islam terdapat, konsep bahwa setiap orang dilahirkan dalam keadaan fitrah, fitrah dalam hal ini berarti bayi dilahirkan dalam keadaan suci, tidak memiliki dosa apapun. Seseorang yang kembali kepada fitrahnya, mempunyai makna ia mencari kesucian dan keyakinan yang asli, sebagaimana pada saat ia fitrah adalah sesuatu yang netral pada jiwa tidak terikat oleh keinginan dan keperluan duniawi, fitrah hanya punya satu tujuan yaitu selalu ingin kembali kepada Tuhan penciptanya. Sedangkan pendapat Ibnu Katsir dalam kitab Mukhtashar Tafsir Ibn Katsir II. Didalam nya membahas ayat alqur'an tersebut, ibn katsir menegaskan bahwa manusia memiliki fitrah beragama adalah sesuai dengan fitrah manusia. Sebab itu, orang-orang yang mengingkari agama adalah membohongi hati nuraninya sendiri, hal ini dibuktikan dari banyak peristiwa-peristiwa dimana orang-orang yang katanya anti agama, atau tidak percaya adanya Tuhan, pada saat-saat mereka mengalami kesulitan atau diwaktu mereka hampir mati, barulah mereka menyebut-nyebut nama Tuhan. Ada hadist yang membahas tentang pentingnya agama bagi manusia karena sebagai mahluk yang dianugerahi akal, manusia cenderung mencari hakikat dirinya diatas muka bumi juga Fungsi Agama dan Hubungan dengan Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia Saat Pandemi Covid-19Salah satu nya hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari, yaitu sebagai berikut"Dari Az-Zuhri dia berkata; telah menggambarkan kepadaku Abu Salamah bin Abdurrahman bahwa Abu Hurairah radliallahu'anhu berkata; Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda'seorang bayi tidak dilahirkan ke dunia ini melainkan ia berada dalam kesucian fitrah. Kemudian kedua orang tuanyalah yang akan membuatnya menjadi Yahudi, Nasrani, ataupun Masuji sebagaimana hewan yang dilahirkan dalam keadaan selamat tanpa cacat. Maka, apakah kalian merasakan cacat?' BUKHARI 1 2 Lihat Humaniora Selengkapnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan ciptaan Allah Swt yang diciptakan dari saripati tanah untuk menjadi makhluk yang paling sempurna yang memiliki berbagai kemampuan. Dalam kehidupan manusia butuh tuntutan dari agama agar dapat hidup lebih baik. Kehadiran agama Islam yang di bawa Nabi Muhammad Saw,di yakini dapat menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtra lahir dan batin . Di dalam nya terdapat berbagai petunjuk tentang bagaimana seharusnya manusia itu menyikapi hidup dan kehidupan ini secara lebih bermakna dalam arti yang seluas luasnya. Manusia sebagai makhluk sempurna di antara makhluk-nakhluk lain mempunyai rasa keingin tahuan yang cukup besar. Rasa keingintahuan yang di miliki manusia di wujud kan dengan menggunakan kekuatan akal pikiran yang di di samping itu manusia memiliki kecenderungan untuk mencari sesuatu yang mampu menjawab segala pertanyaan yang ada dalam benaknya Rasa ingin tahu dan rasa takut yang ada di dalam diri manusia mendorongrasa tumbuh keagamaan dalam diri manusia. Manusia merasa berhak untuk mengetahui siapa yang menciptakanya dan apa yang mesti ia lakukan di duni dan alam akhirat,yang merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah karena itu ,agama sangat lah berperan penting dalam kehidupan manusia. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian Agama? 2. Bagaimana latar belakang kebutuhan manusia terhadap agama ? 3. Apa fungsi agama dalam kehidupan manusia ? 4. Doktrin-doktrin apsajakah yang menjadi kepercayaan agama ? C. Manfaat Penulisan 1. Untuk mengetahui arti dari agama itu sendiri. 2. Untuk mengetahui latar belakang kebutuhan manusia terhadap agama. 3. Untuk dapat mengetahui fungsi agama dalam kehidupan manusia. 4. Untuk mengetahui doktri-doktrin kepercayaan agama. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Agama Secara sederhana pengertian agama dapat di lihat dari sudut kebahasaan etimologis dan sudut istilah terminologis. Mengartikan agama dari sudut kebahasaan akan lebih mudah dari pada mengartikan agama dari sudut istilah. Karena pengertian agama dari sudut istilah ini sudah mengendung muatan subjektivitas dan orang yang mengartikanya. Atas dari dasar ini,maka tidak mengherankan jika muncul para ahli yang mendeskrisipkan tentang agama.[1] Mukti Ali pernah mengatakan,barang kali tidak ada kata yang paling sulit di beri pengertian dan definisi selain dari kata ini berdasarkan atas tiga alasan. Pertama, bahwa pengalaman agama adalah soal batini,subjektivitas,dan sangat individualis sifatnya. Kedua, barang kali tidak ada orang yang begitu bersemangat dan emosional dari pada orang yang membicarakan agama. Karena itu, setiap pembahasan tentang arti agama selalu ada emosi yang melekat erat sehingga kata agama itu sulit di definisikan. Ketiga, konsepsi tentang agama di pengaruhi oleh tujuan daro orang yang memberikan definisi tersebut.[2] Senada dengan Mukti Ali, M. Sastrapratedja mengatakan bahwa salah satu kesulitan untuk berbicara mengenai agama secara umum ialah adanya perbedaan- perbedaan memehami arti agama,di samping adanya perbedaan juga dalam serta penerimaan setiap agama terhadap suatu usaha memahami agama. Setiap agama memiliki interprentasi diri yang berbeda dan keluasaan interpretasi diri itu juga berbeda.[3] Selanjutnya karena banyak nya definisi tentang agama yang di kemukakan oleh para ahli,Harun Nasution mengatakan bahwa agama adalah pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan gaib yang harus di Harun Nasution mengatakan agama tersusun dari dua kata a = tidak dang am = pergi jadi agama artinya tidak pergi, tetap di tempat,di warisi secar turun temurun dari satu generasi ke generasi ada lagi yang mengatakan bahwa agama tuntuna hidup manusia dan Ajaran yang di wahyukan Tuhan kepada manusia melalui seorang Rosul.[4]Dari beberapa definisi tersebut di atas,kita dapat menjumpai 4 unsur yang menjadi karakteristik agama sebagai berikut 1. Unsur kepercayaan terhadap gaib Kekuatan tersebut dapat mengambil bentuk yang gaib tersebut ialah dengan percaya kepada tersebut ialah dasar yang utama sekali dalam paham keagamaan. 2. Unsur kepercayaan dan kebahagian Unsur kepercayaan dan kesejahteraan hidup di dunia ini dan di akhirat nanti tergantung pada adanya hubungan yang baik dengan kekuatan gaib yang di hilang nya hubungan yang baik itu,kesejahtraan dan kebahagiaan yang di cari akan hilang baik ini selanjutnya di wujudkan dalam bentuk peribadatan , selalu mengingat nya ,melaksanakan segala perintah nya, dan menjauhi larangan nya. 3. Unsur respon emosional yang bersifat dari manusia Respon tersebut dapat mengambil bentuk rasa takut,seperti yang terdapat pada agama primitif atau perasaan cinta seperti yang terdapat pada agama-agama respon tersebut dapat pula mengambil bentuk penyembahan seperti yang terdapat pada agam-agama monoteisme dan pada akhirnya respon tersebut mengambil bentuk dan cara hidup tertentu bagi masyarakan yang bersangkutan. 4. Unsur paham adanya kudus scared dan suci Dalam bentuk kekuatan gaib,dalam kitab suci yang mengandung ajaran-ajaran agama yang bersangkutan, tempat – tempat tertentu, peralatan untuk menyelenggarakan upacara, dan sebagainya. [5] Dari uraian tersebut kita dapat mengambil suatu kesimpulan bahwa agama adalah ajaran yang berasal dari Tuhan atau hasil renungan manusia yang terkandung dalam kitab suci yang turun temurun di wariskan kepda suatu generasi ke generasi dengan tujuan untuk memberikan tuntunan dan pedoman hidup bagi manusia untuk agar mencapai kebahagian di dunia dan di akhirat, yang di dalamnya mencakup unsur kepercayaan kepada kekuatan gaib yang selanjutnya menimbulkan respon emosinal dan keyakinan bahwa kebahagiaan hidup tersebut bergantung pada adanya hubungan yang baik dengan kekuatan gaib tersebut. B. Latar Belakang Kebutuhan Manusia Terhadap Agama Secara alamiah manusia mengakui kekuatan dalam kehidupan ini di luar dirinya ini dapat di lihat ketika manusia mengalami kesulitan hidup,musibah dan berbagai bencana. Ia mengeluh dan meminta pertolongan kepada suatu yang serba maha yang dapat membebaskanya dai keadaan ini. Naluriah ini membuktikan bahwa manusia perlu beragama dan membutuhkan sang kholik nya.[6] Sekurang-kurang nya ada empat alasan yang melatar belakangi perlunya manusia terhadap agama sebagai tuntunan hidup manusia itu manusia dapat kebahagiana di dunia maupun di akhirat. Ke empat alasan tersebut secara singkat dapat di kemukakan sebagai berikut 1. Latar belakang fitrah manusia Imam Ali as menyebutkan bahwa mereka di utus untuk mengingatkan manusia kepada perjanjian yang telah di ikat oleh fitrah mereka,yang kelak mereka akan di tuntuk untuk itu tidak tercatat di atas kertas,tidak pula di ucapkan oleh lidah,melainkan terukir oleh pena ciptaan Allah di permukaan kalbu dari lubuk manusia , dan di atas permukaan hati nurani serta di kedalaman perasaan batiniah.[7] Kenyataan bahwa manusia memiliki fitrah keagamaan tersebut buat pertama kali di tegaskan dalam agam Islam, yakni bahwa agama adalah kebutuhan fitrah manusia belum mengenal kenyataan di masa akhir-akhir ini, muncul beberapa orang yang menyerukan dan keagamaan yang ada di dalam diri manusia inilah yang melatarbelakangi perlunya manusia pada karenanya ketika datang wahyu Allah yang menyeru manusia agar beragama,maka seruan tersebut memang sangat sejalan dengan fitrahnya dalam Al-Qur’an Allah telah menjelaskan fitrah manusia itu sendiri yang berbunyi óOÏ%r'sù y7ygô_ur ÈûïÏe$Ï9 $Zÿ‹ÃZym 4 NtÃ´ÃœÃÃ¹ !$ ÓÉL©9$ tsÜsù }¨$¨Z9$ $pköŽn=tæ 4 Ÿw ŸƒÃ‰Ã¶7s? È,ù=yÜÏ9 !$ 4 šÃ9ºsŒ ÚúïÏe$!$ ÞOÍhŠsø9$ ÆÅ3»s9ur uŽsYò2r& Ĩ$¨Z9$ Ÿw tbqßJn=ôètƒ ÇÌÉÈ “Maka hadap kanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah,Tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan fitrah manusia itu ada perubahan pada fitrah Allah itulah itulah agma yang lurus. Tetapi banyak manusian yang tidak mengetahui. Qs. Ar-Rum 30.” 2. Kelemahan dan kekurangan manusia Manusi dalam penciptaanya memiliki kelebihan dan mengoptimalkan kelebihan dan kekurangan manusia di perlukan agama sebagai dsar berperilaku dan bersikap sehingga mereka mampu memenuhi segala kebutuhanya dengan baik sesuai kaidah tata nilai dalam ajaran agamanya, sehingga kebahagian di dunia dan di akhirat dapat tercapai. Factor lain yang membelakangi manusia memiliki agama adalah karena di samping manusia memiliki berbagai kesempurnaan juga memiliki kekurangan.[8]Hal ini antara lain Sifat-sifat keburukan yang ada pada manusia antara lain sombong, inkar, iri, dan lain sebagainya, Karena itu manusia dituntut untuk menjaga kesuciaannya, hal yang dapat dilakukan untuk menjaga kesuciannya dengan cara mendekatkan diri pada Tuhan dengan bimbingan agama dan disinilah letak kebutuhan manusia terhadap agama. 3. Tantangan manusia Factor lain yang menyebabkan manusia memerlukan agama adalah karena manusia dalam kehidupanya senantiasa menghadapi berbagai tantangan,baik yang datang dari dalam maupun dari luar. Tantangan dari dalam dapat berupa hawa nafsu dan bisikan tantangan dari luar dapat berupa rekayasa dan upaya-upaya yang di lakukan manusia yang secara sengaja berupaya ingin memalingkan diri dari Allah. Mereka dengan rela mengeluarkan biaya,tenaga,dan fikiran yang di manifestasikan dalam berbagai bentuk kebudayaan yang di dalamnya mengandung misi menjauhkan manusia dari Allah. Banyak manusia yang terjabak oleh harta orang-orang kafir yang sengaja di keluarkan agar manusia itu dapat mengikuti keinginanya. Berbagai bentuk budaya,hiburan,obat-obat terlarang dan lain sebagainya di buat dengan itu upaya mengatasi dan membentengi manusia adalah dengan mengajar mereka agar dapat taat dalam menjalankan dan tantangan hidup demikian itu,saat ini semakin meningkat, sehingga upaya mengamankan masyarakat menjadi penting. C. Fungsi Agama Dalam Kehidupan Agama mempunyai peraturan yang mutlak berlaku bagi segenap manusia dan bangsa, dalam semua tempat dan waktu, yang dibuat oleh sang pencipta alam semesta sehingga peraturan yang dibuatNya betul-betul adil. Secara terperinci agama memiliki peranan yang bisa dilihat dari aspek keagamaan religius, kejiwaan psikologis, kemasyarakatan sosiologis, hakkekat kemanusiaan human nature, asal usulnya antropologis dan moral ethics.[9] Dari aspek religius, agama menyadarkan manusia, siapa penciptanya. Faktor keimananjuga mempengaruhi karena iman adalah dasar agama.[10] Secara antropologis, agama memberitahukan kepada manusia tentang siapa, darimana, dan mau kemana manusia. Dari segi sosiologis, agama berusaha mengubah berbagai bentuk kegelapan, kebodohan, kemiskinan dan keterbelakangan. Agama juga menghubungkan masalah ritual ibadah dengan masalah sosial. Secara psikologis, agama bisa menenteramkan, menenangkan, dan membahagiakan kehidupan jiwa seseorang. Dan secara moral, agama menunjukkan tata nilai dan norma yang baik dan buruk, dan mendorong manusia berpeilaku baik akhlaq mahmudah. [11] Manusia adalah mahluk yang memiliki rasa keagamaan, kemampuan untuk memahami dan mengamalkan nilai agama. Tugas manusia didunia yaitu ibadah dan mengabdi kepadanya. Fungsi agama yaitu sebagai pustaka kebenaran, dimana agama diibaratkan sebagai suatu gedung perpustakaan kebenaran. Agama dapat dijadikan suatu pedoman dalam mengambil suatu keputusan antara yang benar dan yang salah.[12] Peranan social agama bagi masyarakat berarti peran agama dalam menciptakan suatu ikatan bersama, baik diantara anggota-anggota beberapa masyarakat maupun dalam kewajiban-kewajiban sosial yang membantu mempersatukan mereka. Hal ini dikarenakan nilai-nilai yang mendasari sistem-sistem kewajiban sosial didukung bersama oleh kelompok-kelompok keagamaan sehingga agama menjamin adanya konsensus dalam masyarakat.[13] D. Doktrin Kepercayaan Agama Islam Doktrin adalah ajaran tentang asas-asas suatu aliran politik, keagamaan, pendirian segolongan ahli ilmu Doktrin berkaitan dengan suatu kebenaran dan ajaran. Keduanya tidak dapat dipisahkan sebab menegaskan tentang kebenaran melalui ajaran, sedangkan yang diajarkan biasanya dengan kebenaran. Dengan demikian, doktrin berisi tentang ajaran kebenaran yang sudah tentu memiliki “balutan” filosofis.[14]Doktrin keagamaan dalam islam antara lain 1. Iman Kepada Allah Swt Kalimat lailaha illa Allah atau sering disebut kalimat thoyyibah adalah suatu pernyataan pengakuan terhadap keberadaan Allah yang Maha Esa, tiada tuhan selain Dia Allah. Ia merupakan bagian lafadz dari syahadatain yang harus diucapkan ketika akan masuk Islam yang merupakan refleksi dari tauhid Allah ynag menjadi inti ajaran pengakuan-pengakuan lain nya yang berhubungan dengan nya,seperti zat Allah, sifat-sifat Allah ,Kehendak Allah, perbuatan af al Allah, malaikat Allah, para nabi dan utusan Allah, hari kiamat, serta surga dan neraka. Ia merupakan refleksi dari tauhid Allah yang menjadi inti ajaran keberadaan Allah berarti menolak keberadaan tuhan-tuhan lainya yang di anut oleh para pengikut agama selain Islam. a. Argumen Keberadaan Allah Pengakuan terhadap keberadaan Allah berarti menolak keberadaan tuhan-tuhan lainnya yang dianut oleh para pengikut agama lain. Ada tiga teori yang menerangkan asal kejadian alam semesta yang mendukung keberadaaan tuhan. Pertama, paham yang menyatakan bahwa alam semesta ini ada dari yang tidak ada, ia terjadi dengan sendirinya. Kedua, paham yang menyatakan bahwa alam semesta ini berasal dari sel yang merupakan inti. Ketiga, paham ynag mangatakan bahwa alam semesta itu ada yang menciptakan. b. Kemustahilan Menemukan Zat Allah Allah adalah Maha Esa baik dalam zat,sifat maupun dalam zat artinya Allah tidak tersusun dari beberapa bagian yang terpotong-potong dan dia pun tidak mempunyai dalam sifat berarti bahwa tak seorang pun yang memiliki sifat-sifat seperti yang dimiliki oleh esa dalam perbuatan af’al tidak ada seseorang pun yang mampu mengerjakan sesuatu yang menyerupai perbuatan dengan sifat rahman dan rahim nya telah membekali manusia dengan akal pikiran untuk di gunakan dalam menjalankan yang merupakan ciri keistimewaan manusia, sekaligus sebagai pembeda antara manusia dan makhluk lainnya, belum bisa digunakan untuk mengetahui persoalan yang tidak dapat diselesaikan oleh akal yaitu menemukan zat Allah, karena pada hakekatnya manusia berada dalam dimensi yang berbeda dengan Allah. 2. Iman kepada malaikat ,kitab dan rosul Allah Dalam konteks doktrin, agama selalu menjadi akidah, yakni sebagai suatu kepercayaan kepada Tuhan, suatu ikatan, kesadaran, dan penyembahan secara spiritual kepada-Nya. Sebagai suatu akidah, agama memiliki prinsip - prinsip kebenaran yang dituangkan dalam bentuk doktrin. Dalam dokrin kepercayaan agama Islam beriman kepada Allah adalah beriman kepada malaikat, kitab dan rasul Allah mempunya hukum yang pengertian dari iman kepada malaikat,kitab dan rosul Allah adalah sebagai berikut a. Iman Kepada Malaikat malaikat merupakan makhluk tuhan yang diciptakan dari nur cahaya,malaikat juga disebut sebagai al-mala’ al-a’ala kelompok tertinggi ia adalah makhluk langit yang mengabdi kepada Allah dengan bermacam-macam tugas yang diembannya, jumlahnya sangatlah banyak, namun yang harus kita imani hanyalah 10 nama malaikat beserta tugas-tugasnya. b. Iman Kepada Kitab-Kitab Allah iman kepada kitab Allah adlah wajib dan itu merupakan konsekuensi logis dari pembenaran terhadap adanya Allah, oleh karena itu tidak sepantasnya seorang mukmin mengingkari kitab-kitab Allah yaitu al-Qur’an, Injil, Taurat, dan Zabur. c. Iman Kepada Rosul – Rosul Allah Doktrin islam mengajarkan agar setiap muslim beriman kepad rasul yang diutus oleh Allah tanpa membedakan antara satu dengan yang lainnya.[15] BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Manusia merupakan ciptaan Allah Swt yang diciptakan dari saripati tanah untuk menjadi makhluk yang paling sempurna yang memiliki berbagai kemampuan. Dari uraian tersebut juga di jelaskan Agama sangat lah penting bai umat manusia, karena dengan adanya agama manusia mempunyai pegangan dan pedoman hidup sehingga ilmu dapat menjadi lebih bermakna, yang dalam hal pertama kali ini adalah islam. Agama islam adalah agama yang selalu mendorong manusia untuk mempergunakan akalnya memahami ayat-ayat kauniyah Sunnatullah yang terbentang di alam semesta dan ayat-ayat qur’aniyah yang terdapat dalam Al-Quran, menyeimbangkan antara dunia dan akhirat. Dengan ilmu kehidupan manusia akan bermutu, dengan agama kehidupan manusia akan lebih bermakna, dengan ilmu dan agama kehidupan manusia akan sempurna dan bahagia. Dari uraian diatas dapat dui simpulkan bahwa ada 5 aspek yang terkandung dalam agama. Pertama , Aspek asal usulnya yaitu aspek yang berasal dari Tuhan, kedua Aspek tujuanya yaitu untuk memberikan tuntunan hidup agar manusia dapat hidup bahagia di dunia maupun di akhirat, ketiga Aspek ruang lingkupnya yaitu keyakinan akan adanya kekutan gaib ,keyakinan manusia bahwa kesejahteraanya di dunia dan hidupnya di akhirat tergantung pada adanya hubungan baik, ke empat Aspek permasyarakatanya yaitu di sampaikan. B. Saran Sebagai umat Islam yang mempunyai akal dan kehendak, hendaklah kita dapat memilih kehendak yang sesuai dengan ajaran Islam. Manusia sebagai sebagai makhluk ciptaan Allah hendaklah mengikti apa yang ada pada ajaran-ajaran agama Islam sesuai doktrin kepercayaan agama Islam. DAFTAR PUSTAKA Abuddi Nata. Metodologi Studi Islam, Jakarta PT Raja Grafindo Persada, 2013 Atang Abdul Hakim, Jaih Mubarak. Metodologi Studi Islam, Bandung PT Rosdakarya, 1997 diakses 23 September 2012 agama/. M. Amin Syukur. Pengantar Studi Islam, Semarang CV Bima Sakti,2013 [1] Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, Jakarta PT Raja Grafindo Persada, 2013, Cet. Ke-20, hlm. 7. [6]http// [7] Abuddin Nata, op. cit., hlm. 16. [9] M. Amin Syukur, Pengantar Studi Islam SemarangCV Bima Sakti,2003, hlm. 25. [12]http// [14]http// [15] Atang Abdul Hakim, Jaih Mubarok, Metedologi Study Islam, BandungPT. Rosdakarya,2007, Cet. Ke-9, hlm. 109-124.

manusia dan kebutuhan doktrin agama